Tak akan pernah kembali.
Dalam setiap detik yang terdetak. Dalam setiap
menit yang tergeser. Dalam setiap jam yang terlewat. Semua menyisakan
sejarah tentang kehidupan kita. Bagaimana jejak tapak kita akan terukir.
Bagaimana masa yang telah diberi-Nya kita habiskan. Semua tergantung
sikap kita, saat ini juga.
Tak ada guna. Hanya memikirkan masalah, tanpa mencari solusi.
Tak ada guna. Meletakkan tangan menyanggakan
kepala, sambil berawang-awang berharap segala masalah dalam hidup kita
cepat usai. Tanpa, menyadarjagakan jiwa.
Setiap waktu akan ada pertanggungjawaban untuk-Nya. Oleh kita, dengan kita, kepada-Nya.
Nanti, ketika waktu ini telah habis oleh diksi
bernama ajal. Ketika, kaki dan tubuh ini tak mampu lagi menerjang
hembusan angin yang melintas, mungkin. Kita akan sadar betapa ruginya
melewatkan sebentar saja dalam hidup untuk hal yang tiada guna.
Sejarah untuk kita pun telah terukir. Oleh lalu, dan apa yang akan kita kerjakan sekarang, bahkan nanti jika masih diberi waktu.
Dan waktu, begitu mahal terasa. Sehebat apapun manusia, tak akan pernah bisa memutarbalikkan waktu.
Masa lalu kita. Masa jaya atau kelam kita, hanya
pijakan sejarah untuk pelengkap buku catatan amal, nanti di hari
perhitungan kelak.
Maka,
Tiada yang lebih bagus dari sebuah penyesalan.
Melainkan, sadar lalu perbaiki. Tak usah menunggu malas mendera. Ambil
kesempatan, lakukan perbaikan.
Karena, waktu pun akan menentukan masa abadi kita. Di neraka, ataukah di surge.
Wallahu’alam bisshawab.
Post a Comment