Mengurangi To Do List
Mungkin ini terlihat anti mainstream bukan? Tapi ini yang telah saya temui dan kini tengah saya praktekkan. Kalau dulu, ketika saya berhadapan dengan teori-teori cara me-manage waktu, selalu dan selalu menyarankan, untuk menuliskan apa yang akan kita lakukan dalam keseharian kita. Menuliskan satu persatu, bahkan detail. Ada yang bilang, menuliskan dalam Google Calendar untuk membuat semacam time-blocking atau sistem atas waktu-waktu kita. Sehingga kita akan terfokus pada satu kegiatan. Dan disiplin tentunya.
Namun, baru-baru ini, setelah saya membaca sebuah buku (tapi belum menyelesaikan haha) mengenai kehidupan yang minimalis, Goodbye Things karya Fumio Sasaki. Saya menjadi terinspirasi untuk menyederhanakan kehidupan saya. Intinya dalam buku itu disebutkan bahwa, kita harus dapat menemukan apa-apa yang sebetulnya kita butuhkan. Dan apa-apa yang selama ini kita simpan dan timbun tetapi sejatinya tidak menimbulkan kebahagiaan, dan bahkan bisa jadi menjadi pemicu stress. Dengan menentukan apa yang kita butuhkan dan apa yang kita tidak butuhkan, akan memberikan ruang yang lebih besar bagi fikiran kita untuk bernafas, menjalani kehidupan yang sebenarnya.
Nah, kali ini, saya ingin menerapkan teori ini dalam membuat jurnal kegiatan sehari-hari. Dulu sekali, saya sering membeli semacam notes atau binder untuk mencatat semua hal. Dari A sampai Z. Apa yang berhasil kemudian saya tandai, dan yang tidak berhasil, saya tandai merah atau saya biarkan begitu saja. Hasilnya? Terkadang justru membuat saya merasa desperate. Stress. Fikiran saya jadi tertuju kepada hal-hal yang tidak dapat saya capai. Hingga terlupa bahwa kita sebetulnya bisa mengerjakan 1-5 dari 9 hal yang kita catat.
Untuk itu, dengan teorinya Mas Fumio Sasaki ini, saya kini mencoba untuk membuat to do list pada hal-hal besar yang sangat urgent dan harus dikerjakan saat itu juga. Tak banyak, hanya 1-4 saja. Lalu kemudian, sisa waktu yang masih saya punya, saya bisa gunakan untuk menyelesaikan kegiatan lain yang bermanfaat. :) Bisa dengan menghibur diri sendiri, membaca bacaan di luar target, browsing hal yang kita inginkan, atau apapun. Poin besar tercapai, dan kita masih punya waktu untuk diri sendiri. Rasanya lebih legaa :)
Dengan teori mengurangi to do list ini, bisa memberikan fikiran kita lebih rileks. Dalam penentuan berapa yang harus kita to-do-list-kan, tentu harus realitis sesuai dengan kemampuan kita sendiri. Ngga usah muluk-muluk. Yang penting kriterianya adalah sangat urgent, bahaya kalau tidak kita kerjakan, dan kita mampu menyelesaikannya hari itu juga. Tidak usah kita tengok-tengok rumput tetangga. Lebih hijau belum tentu lebih indah bukan? Hihihi
Dari situpun nanti juga kita dapat memetakan peta kekuatan kita. Dalam melaksanakan kegiatan/pekerjaan sehari-hari kita kurangnya apa? Butuh bantuan dari luar kah? Butuh alat penunjang baru kah? Kita jadi lebih mengenali diri sendiri, dan tidak ngoyo. Jadi.. selamat memulai kembali komitmen untuk mengurangi to-do-list, demi kebahagiaan kita :)
Post a Comment