Semua hal akan kembali kepada singgasananya masing-masing. Air akan mengalir sesuai dengan muaranya. Matahari akan tenggelam jika sudah waktunya petang. Burung akan kembali kepada sarangnya. Begitu juga dengan kejadian malangmu.
Akan
ada saat dimana, kamu akan menertawakan saat-saat panik. Akan ada saat kamu merindukan
masa-masa pahit. Tatkala air mata sudah menjadi sahabat karib. Tatkala hati menjerit
namun tak bisa bersuara.
Ya,
kita hanya menunggu putarannya saja, kawan, percayalah. Semua sudah ada waktu
dan tempatnya masing-masing.
Ketika
saat ini harapanmu tak dapat terwujud. Semua rasanya tak mungkin. Impianmu yang
tinggi jatuh ke bumi. Harapan seolah telah sirna. Jangan berhenti. Nikmati saja
prosesnya. Biarkan taqdir-Nya bekerja.
Jangan
biarkan emosinya menguasaimu barang sesaat. Jangan pernah menyerahkan dirimu
kepada dirimu sendiri barang sedetik. Yakinlah dan berdoalah.
Usahamu
hanya perlu sedikit lebih keras.
Ibadahmu
hanya perlu sedikit lebih khusyuk.
Sedekahmu
hanya perlu sedikit lebih banyak.
Imanmu
hanya perlu lebih sering kau perbarui
Dosamu…
mungkin perlu kau ingat lagi.
Berapa
banyak orang yang telah kau sakiti? Berapa banyak janji yang belum engkau
tunaikan? Berapa uang yang kau Tarik Kembali dari rencana sedekahMu, yang bisa
jadi adalah rejeki orang lain?
Wahai
jiwa-jiwa..Sadar dan bertaubatlah dengan sebenar-benar taubat.
Tunggulah,
dan tetap bersabar, teguhkan hatimu.
Jangan
berbalik ke belakang.
Tunggu
sebentar lagi.
Bersabar
sekejap lagi.
Berdoa
sekali lagi.
Bisa
jadi, Allah akan memberikan hadiah terbaik-Nya tatkala kamu sudah siap untuk
menerimanya. Ya?
Kalau
belum dipenuhi saat ini, mungkin ada hal-hal yang buruk akan menimpamu, yang
hanya Dia yang tahu. Kalau langsung diberi saat ini, bisa jadi kamu akan lalai
dan lupa untuk mendekat kepada-Nya. Dia ingin dekat denganmu. Dia ingin
mendengar doamu lagi. Dia ingin kamu naik kelas, bukan seperti jalan yang biasa
orang lalui.
Percaya,
takdirmu adalah sebaik-baik takdir. Tak usah melihat rumput tetangga. Nasib
orang tidak sama. Jika kini kamu merasa seakan-akan menjadi orang paling
menderita sedunia?
Ingatlah
anak yang bingung mau makan apa yang ada di bawah kolong jembatan.
Ingatlah
anak yang tidur terlelap Bersama ibunya di atas dorongan sampah sambal memungut
bekas air mineral yang sudah terlempar ke tong sampah.
Ingatlah
seoarng bapak tua tukang becak yang masih mengayuh sekian ribu langkah lagi
untuk mendapatkah rejeki lima puluh ribu rupiah.
Dan…
terlalu banyak lagi yang harus kau ingat di sekelilingmu.
Betapa
kini banyak alasan untukmu bersyukur. Jadi, tetaplah bersyukur, bertahan, dan
pegang mimpimu. Teruslah berbuat baik. Teruslah menebar kebaikan. Teruslah
beramal untuk mendekatkan mimpimu agar menjadi kenyataan.
Post a Comment