Dalam hidup ini, ada banyak hal yang harus kita syukuri. Akhir-akhir ini, musim hujan yang datang lebih awal dari biasanya, menjadikan saya menjadi mengerti akan hal yang terjadi pada hidup ini. Ketika hujan turun, rasa sendu itu muncul. Bersyukur, saya masih bisa berteduh pada rumah ini, dan mengerjakan hal lain dengan sukacita tanpa harus mengkawatirkan apapun. Masih bisa membuat secangkir kopi panas atau teh hangat, sembari membaca buku, atau sekadar berseluncur secara online melihat kondisi media sosial. Ingatan sayapun menuju kepada kejadian-kejadian yang mungkin bisa terjadi pada orang lain.
Sayapun berkhayal, akan orang-orang yang kurang beruntung ketika kondisi hujan menyapa bumi. Tukang bakwan malang yang berkeliling setiap sore, pastinya harus berteduh dahulu di suatu tempat sebelum kembali beredar untuk menjajakan bakwan malangnya. Tukang bakso yang juga selepas magrib biasa berkelilingpun, mungkin akan lebih menunda sedikit untuk memulai menjajakan baksonya.
Saya kemudian berfikir, bahwa kondisi kita ini mungkin adalah kondisi yang sangat diinginkan orang lain saat ini. Betapa banyak kelebihan yang jarang saya sadari. Bangun tidur dengan tenang, makan dengan baik, dan tidur kembali dengan nyenyak. Hal sederhana yang selalu berputar, tetapi sangat jarang sekali saya syukuri. Sungguh, betapa saya sangat sombong, merasa selalu saja ada yang kurang.
Mensyukuri rejeki yang dimiliki, adalah pelajaran bagi hati yang baik untuk kita mulai. Mencukupkan dengan yang dipunya, dan tidak mengeluhkan yang tidak ada. Sepertinya terdengar sangat sederhana. Namun, saya membayangkan, jika saya dapat melakukannya dengan pemaknaan yang mendalam, tentu kebahagiaan semestinya menjadi senantiasa menyelimuti. Dengan begitu, kita bisa menjadi lebih bahagia tanpa mencemaskan apa yang tidak kita miliki. Lebih banyak melihat sekeliling, daripada melihat terlalu jauh. Lebih banyak mendengar diri kita, daripada terlalu memusingkan orang lain.
Ya, terimakasih hujan. Hujan yang sering turun kali ini, seperti membawa hawa tersendiri bagi hati ini. Terimakasih kepada Tuhan, yang menjadikan ia bagian dari siklus kehidupan, yang bisa menjadi tempat penyadar bagi orang lain untuk senantiasa bersyukur. Bagi orang-orang yang kurang beruntung tatkala hujan turun tadi, semoga bisa menjadi pengingat bahwa, ada kalanya bagi mereka untuk berhenti, lebih banyak mendekat kepada Penciptanya, barang sejenak. Menyerahkan urusan kepada Yang Di Atas, meletakkan harap dengan sebaik-baik pengharapan, dan kemudian bertebar kembali ke muka bumi selepas hujan pergi.
Semoga, hujan di lain hari, membawa kebaikan bagi seluruh penjuru bumi. Bumi yang sedang bersedih kali ini, banyak mendengar keluh kesah orang, banyak menerima kedatangan tamu-tamu orang-orang yang telah ditakdirkan pergi lebih dahulu karena pandemi. Bumi yang telah banyak dikhianati orang-orang yang terlalu tamak dengan dirinya sendiri. Semoga, hujan di lain hari menjadikan kita menjadi insan yang lebih banyak berbagi, lebih banyak bersyukur, dan lebih banyak memberi manfaat untuk orang lain. Semoga, hujan di lain hari juga membawa berkah bagi mereka yang sedang kekeringan, membutuhkan lebih banyak air, menjadi penyejuk bagi hati-hati orang-orang yang terlalu mengkawatirkan harta dan tahta, yang mereka pikir akan dapat mereka genggam selamanya. Ya, ini doa kecilku di tengah hujan, kali ini.
Post a Comment