Masa pandemi COVID-19 memang berdampak yang luar biasa. Dari sektor keuangan, kesehatan, keamanan, pendidikan, dll. Padahal, sektor pendidikan memegang peranan penting. Hampir 20% dari APBN dialokasikan untuk sektor pendidikan. Meski demikian, setelah pandemi muncul, sistem pendidikan berubah yang semula offline diubah menjadi online/ daring, kalau saya menyebutnya dengan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Beberapa orang tua beranggapan mendingan anaknya tidak tahu apa-apa atau belajar dari rumah saja. Daripada, harus bersekolah tatap muka tapi taruhannya nyawa.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ternyata sudah berlangsung lumayan lama. Semenjak awal pandemi, hingga bulan ini, September 2021, rupanya metode itu masih bertahan. Meskipun dalam perjalanannya, banyak sekolah keluh kesah terdengar dari para pendidik maupun orang tua. Pendidik harus menyiapkan metode dan alat pembelajaran yang bisa mendukung untuk dipakai secara online. Mungkin, saya sempat mendengar beberapa guru harus membuat semacam kurikulum yang menyesuaikan dengan pembelajaran online.
Di lain pihak, beberapa orang tua berkeluh kesah karena mereka merasa mendapat limpahan tanggung jawab untuk mengajar dari para pendidik di sekolah. Mau tidak mau, pembelajaran secara online tidak akan dapat mencapai output yang maksimal. Misalnya saja yang sedikit ekstrem, pelajaran olahraga. Orang tua harus bisa mengarahkan anak, misalnya untuk menyelesaikan PR nya. Membuat gerakan melompat, menirukan gerakan angin ribut, angin sepoi-sepoi. Untuk yang ini, mudah. Tetapi, bagaimana caranya guru bisa megajarkan kepada murid cara berenang? Sungguh saya tidak bisa membayangkan. Nah, disini orang tua merasa, mereka telah membayar SPP, itu artinya mereka merasa membutuhkan bantuan pendidik untuk mendidik anak-anaknya
Tetapi, di saat pandemi ini, pendidik mungkin akan merasakan kesulitan yang sama. Selain mereka harus mengejar target, memahamkan anak didiknya, mereka juga harus berhadapan dengan orang tua murid yang bisa kapan saja protes. Dan tidak sedikit orang tua yang akhirnya memutuskan pindah sekolah, dengan alasan mencari sistem pembelajaran online yang lebih baik. Meskipun tidak dapat dipungkiri, kalau mau pindah sekolah, lebih baik nanti saja kalau sudah pembelajaran tatap muka. Karena rata-rata sekolah sama saja.
Lalu, bagaimana cara terbaik untuk menghadapi pembelajaran online yang terus berlangsung?
1. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua, tidak menetapkan target yang terlalu tinggi adalah salah satu cara. Daripada memasang ekspektasi yang tinggi pada anak-anak dan sekolah, mending menurunkan standar. Yang penting target dasar anak tercapai. Kemudian, orang tua sebaiknya membaca lagi kurikulum pembelajaran tempat anaknya bersekolah. Lebih baik lagi kalau sempat, orang tua juga membaca materi apa saja yang diberikan sekolah kepada anaknya. Hal ini akan membuka pandangan orang tua, sejauh mana anaknya akan belajar. Apabila dirasa kebutuhan itu tidak bisa terpenuhi di sekolah, jika orang tua memiliki dana lebih, bisa membantu mencarikan tempat les di luar sekolah.
2. Bagi Pendidik
Komunikasi dengan orang tua adalah kunci. Meskipun pembelajaran dilakukan secara online, pendidik seharusnya memberikan arahan dan sistem belajar yang jelas. Jam berapa harus masuk bergabung dengan zoom, jam berapa anak harus mengumpulkan tugas, dan jam berapa anak bisa beristirahat. Selain itu, akan lebih baik jika pendidik berkomunikasi secara rutin dengan orang tua murid. Hal ini akan mencegah timbulnya kesalahpahaman antara orang tua dan guru. Selain itu, pendidik juga bisa menanyakan kendala-kendala apa saja yang dihadapi orang tua dalam mendampingi anak belajar. Dengan begini, diharapkan akan ada perbaikan sistem pembelajaran online ke depannya.
Mungkin itu saja tips-tips menurut pendapat saya, yang bisa dilakukan orang tua dan pendidik dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh. Meskipun beberapa saat ini sudah beberapa sekolah telah memulai percobaan sekolah secara offline, ada baiknya sekolah menyiapkan rencana cadangan ke depannya jika pembelajaran jarak jauh tetap harus dilanjutkan.
PJJ yang sudah berlangsung cukup lama ini memang menimbulkan banyak kendala, terutama kendala kebosanan siswa belajar dikelas2 daring, tp tip dari kakak bisa jadi solusi
ReplyDelete