Pengalaman Lucu

    Menuju malam ini, saya kembali teringat pengalaman paling lucu sekaligus paling menjengkelkan mungkin ya. Duh, random sekali saya, tapi nggak apa-apalah. Jadi, sewaktu kecil, saya pernah membuatkan minuman untuk orang tua saya. Kala itu, waktu sore memang waktu dimana saya harus membuatkan minuman hangat, maklum kebiasaan di kampung begitu. Nah, karena saya waktu itu mungkin masih SD, dan ibu saya menaruh tempat gula dan tempat garam sama-sama di wadah yang berwarna putih, pada akhirnya tragedi itupun terjadi. Bisa dibayangkan, ngga teman-teman. Saya menyendokkan satu sendok makan garam ke dalam teh panas. Dan sewaktu bapak saya meminumnya, langsung saja disembur. Kena marah sih tidak, bapak saya hanya sedikit mengeerutu, kok bisa.

    Pengalaman kedua yang paling lucu kalau diingat-ingat adalah pengalaman ketika belajar bahasa asing. Ingat ngga sih, jaman tahun 2000-an, pernah suatu ketika F4 sedang booming di seluruh penjuru negeri. Dari mulai penggaris, kalender, mainan, semuanya berlabel F4. Sampai-sampai kalau punya uang 2.000 rupiahpun, rasanya pengen beli F4 card. Nah, karena begitu boomingnya F4 itu, ternyata saya memiliki minat belajar bahasa mandarin. Dulu sih belum secanggih sekarang. Boro-boro nyari di youtube atau google, komputer saja nggak punya. Adanya cuma  radio. Ternyata boomingnya F4 membuat saya ingin belajar lebih jauh tentang bahasa mandarin. Semangat belajar saya lumayan tinggih sih, waktu itu. Ketika menemukan tulisan-tulisan mandarin, saya belajar menuliskannya dan menebak artinya. Pernah dibela-belain nulis lirik Liu Xing Yi, dan mencocok-cocokkan artinya. Hmm, kurang kerjaan ya, mungkin saya.

    Nah, semenjak menduduki bangku SMA, masih tersisa sedikit sih keinginan saya belajar bahasa mandarin. Sampai-sampai, tiap hari Sabtu Minggu saya rela mantengin channel Radio Pass FM Solo yang menyiarkan pilihan lagu dalam bahasa Mandarin. Kalau tidak salah tiap hari Selasa sore, juga ada pelajaran bahasa mandarin yang selalu setia saya dengarkan hingga rasanya kehilangan kesempatan kalau melewatkannya. Duh, kalau inget saya jadi malu sendiri.

    Kemudian, waktu kuliah saya juga punya pengalaman lucu. Waktu itu, saya masih jadi anak kuliahan yang sangat ngirit. Rela puasa Daud agar bisa menghemat pengeluaran. Menu yang saya pakai untuk puasa dan sahur hanya satu, yaitu nasi lauk tempe tahu, yang dibeli di tempat nasi penyet. Kalau pas nggak puasa, saya sering membeli makanan di warteg, namanya warteg Bu Boni. Di warung bu Boni itu tersedia beberapa pilihan masakan. Ada tahu, tempe, ayam kecap, ayam gulai. Ketika kita bilang mau beli nasi sebungkus, Bu Boni dan stafnya langsung sigap dengan kertas minyak dan nasi satu centong yang sudah dituang. Lalu dia bertanya, "Mau pakai lauk apa Mba?" Saya biasanya bergumam dan menjawab, sebentar Bu, saya pilih dulu. Pertama-tama saya lihat dulu ayam, lalu ke tahu, ke ayam gulai. Ketika pandangan tertuju pada ayam gulai dan ayam kecap yang harganya cenderung mahal, Bu Boni biasanya langsung senyum. Namun akhirnya saya menjawab, "Pakai tahu saja, Bu." Raut wajah Bu Boni agak cemberut dan langsung membungkus nasinya. Hahahaha. Kalau teman-teman sendiri, apakah punya cerita paling lucu?