Semangat pagi, Junkeisea-ers. Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga semua dalam keadaan baik. Siapa yang suka nonton film atau drama Korea? Kali ini, aku ingin review salah satu film korea bertema sejarah, dengan judul The Admiral: Roaring Currents. Film yang mengisahkan tentang patriotisme laksamana Korea dengan jumlah pasukan yang sedikit, melawan Jepang dengan ribuan awak kapal. Penasaran nggak?
Sebelum mereview lebih jauh, aku mau cerita kalau sebenarnya aku penonton film/drama Korea juga, asalkan ada bau-bau sejarah/kolosal/period. Entah kenapa, pikiranku seperti melayang, memikirkan bagaimana Korea yang sekarang berjaya ini, dulunya adalah kerajaan kecil yang pernah terpecah belah juga, pernah dijajah, dan pernah mengalami masa-masa kelam.
Film-film yang pernah kutonton, seperti Empress Ki, berkisah tentang seorang wanita Korea biasa tetapi pernah menjadi permaisuri di China. My Country: The New Age, yang berkisah tentang bagaimana akhir Dinasti Goryeo dan awal dinasti Joseon, yang berkisar konflik kekuasaan. Nah, akhir-akhir ini yang kutonton adalah Film The Admiral ini. Dari beberapa sumber, film ini berdasarkan kisah nyata di masa lalu.
Laksamana Yi Sun Shin, Tokoh Militer Sejarah Korea yang Diabadikan di Pusat Kota Seoul
Adalah ia, Laksamana Yi yang tercatat dalam sejarah Korea dalam perang tujuh tahun atau dalam bahasa Korea disebut sebagai Perang Imjin, tokoh yang membela Korea dari penjajahan Jepang. Karena pengabdiannya, Laksanama Yi mendapat gelar Chungmu Gong (Pahlawan Kesetiaan dan Pengabdian). Patung Laksamana Yi dapat ditemukan di Kota Seoul, sebagai salah satu patung yang diabadikan karena pengabdiannya dalam sejarah Korea.Bagaimana Kisah Laksamana Yi Melawan Tentara Jepang?
Mengambil latar tema di tahun 1597, Laksamana Yi dianggap sebagai pembangkang perintah Raja Korea saat itu, sehingga mendapat hukuman dihukum dan disiksa. Setelah empat tahun berlalu, ia kembali dipanggil oleh Raja. Karea keadaan Korea yang terdesak oleh penjajahan, akhirnya Laksamana Yi dikembalikan pada jabatannya sebagai Angkatan Laut Korea.
Dengan posisinya saat ini, Laksamana Yi akhirnya memimpin Angkatan Laut Korea bersiap menghadapi invasi Kepang yang kedua, pada tahun 1597. Salah satu kontribusi terbesar Laksamana Yi dalam pertemuran melawan Jepang adalah penggunaan kapal perang berlapis besi pertama yang dinamakan Kapal Kura-Kura.
Nah, dalam film The Admiral ini akan ditampakkan seperti apa bentuk kapal kura-kura, yang konon dapat melawan tentara Jepang selama 12 kali tanpa kekalahan. Tapi jangan dibayangkan kapal ini super canggih ya teman-teman, kisah ini ada di tahun 1597, dimana pengoperasian kapal masih 100% menggunakan tenaga manusia. Bagaimana para awak kapall mendayung hingga berdarah-darah tangannya, tapi tak henti-hentinya mereka lakukan karena ini pertempuran atas nama bangsa Korea, akan dapat kita lihat dalam film ini pula.
Dalam film berdurasi kurang lebih 2 jam ini, kita akan melihat bagaimana Kapal Korea melawan kapal tentara Jepang yang jumlahnya jauh lebih banyak, dan bagaimana Laksamana Yi memilih bertempur di Laut daripada di darat.
Alur cerita berikutnya menggambarkan pertempuran yang sesungguhnya.Jumlah yang sangat tidak seimbang dalam hitungan matematika ini, secara logika manusia sudah pasti bisa ditebak yang akan kalah adalah Korea. Tetapi, karena strategi perang, ditambah dengan adanya pemanah, pertempuran jarak dekat dan tembakan meriam yang digunakan akakhirnya kemengan didapatkan.
Jujur, dalam film ini memiliki alur yang simpel, tidak berbelit-belit, dan tidak ada plot twist sebagaimana film Korea kebanyakan. Dari menit ke menit, kita akan disuguhkan alur cerita yang semakin menegangkan tapi membuat penasaran, sekaligus dengan sinematografi yang super, melihat bagaimana akhir film ini.
Film The Admiral: Laksamana Yi Bertempur Melawan Tentara Jepang di Laut
Dalam film berdurasi kurang lebih 2 jam ini, kita akan melihat bagaimana Kapal Korea melawan kapal tentara Jepang yang jumlahnya jauh lebih banyak, dan bagaimana Laksamana Yi memilih bertempur di Laut daripada di darat.
Alur Cerita Film The Admiral Roaring Currents
Pada awal film, tergambarkan bagaimana keadaan Korea yang terguncang dan pasukan Yi Sun Shin yang berjuang sendiri karena raja tidak memberikan bantuan. Pasukan Yi Sun Shinpun mendapati mental yang kurang baik, putus asa, dan ingin kabur dari semua ini. Dalam film juga diperlihatkan, bahwa satu-satunya kapal Kura-Kura terbakar membuat pasukan Yi semakin putus asa.Alur cerita berikutnya menggambarkan pertempuran yang sesungguhnya.Jumlah yang sangat tidak seimbang dalam hitungan matematika ini, secara logika manusia sudah pasti bisa ditebak yang akan kalah adalah Korea. Tetapi, karena strategi perang, ditambah dengan adanya pemanah, pertempuran jarak dekat dan tembakan meriam yang digunakan akakhirnya kemengan didapatkan.
Jujur, dalam film ini memiliki alur yang simpel, tidak berbelit-belit, dan tidak ada plot twist sebagaimana film Korea kebanyakan. Dari menit ke menit, kita akan disuguhkan alur cerita yang semakin menegangkan tapi membuat penasaran, sekaligus dengan sinematografi yang super, melihat bagaimana akhir film ini.
Strategi Perang Laksamana Yi Sun Shin dalam Film The Admiral
1. Heroisme Laksamana Yi
Dalam film ini akan tergambar bagaimana Laksamana Yi memiliki keberanian dalam membela keadlan dan kebenaran. Ia tak takut mati, bahkan lebih baik mati terhormat daripada menyerah pada musuh di daratan.
2. Mengubah Ketakutan Pasukan Menjadi Keberanian
Salah satu strategi kepemimpinan Laksamana Yi dalam menghadapi perang melawan Jepang adalah mengatasi rasa takut yang menyebar di kalangan pasukannya. Ada sebuah adegan dimana Yi membakar semua camp pasukan dan semua persediaan. Hal itu menunjukkan bahwa, sudah saatnya pasukan untuk bertempur, bukan enak-enakan. Siapa yang mencari kematian akan hidup, sedangkan siapa yang mencari kehidupan akan mati. Wow!
3. Kedisiplinan yang Tinggi dan tidak pandan bulu
Keputusasaan yang menyebar di kalangan pasukan Yi, menjadikan beberapa pasukan kabur. Melihat hal ini, Laksamana Yi mendisiplinkan tanpa terkecuali. Ia rela memenggal pasukan yang membelot, dengan harapan pasukan lain tetap disiplin membela. Maka, dapat dilihat juga bahwa Yi tidak segan-segan memenggal siapa-siapa saja yang membangkang dan tidak menuruti perintah.
Pemeran Film The Admiral
Nah, berikutnya kita berkenalan dengan siapa-siapa pemeran di balik film The Admiral. Laksamana Yi Sun Shin diperankan oleh Choi Min Sik. Selain itu, Kurshima Michifusa atau bajak laut yang berperan antagonis melawan Laksamana Yi Shun Sin diperankan oleh Ryu Seung Ryong. Wakisaka Yasuhara, panglima Jepang diperankan oleh Cho Jin-Woong, dan Todo Takatora diperankan oleh Kim Myung-gon.
Selain pemeran utama tersebut, adapula pemeran pendukung yang diperankan oleh artis-artis terkenal sekarang, seperti Park Bo Gum, awak kapal yang mendayung di kapal induk. Kim Won hae, Jin Goo, Lee Jung-Hyung, dan sebagainya.
Film ini telah meraih banyak penghargaan pada tahun 2014, diantaranya 23rd Buil Film Awards dengan kategori Best Film, Best Cinematography. Selain itu, film ini juga mendapatkan penghargaan dari 34th Korean Association of Film Critics Award dengan kategori Best Actor, Best Art Direction dan Critics' Top 10.
Kesan Pesan Setelah Menonton Film The Admiral
Setelah melihat film ini, yan kurasakan adalah betapa kita sangat bersyukur dengan konfisi saat ini. Perjuangan Korea melawan invasi Jepang, sungguh mencekam, dan merasa nyawa hanyalah nyawa yang tidak berarti. Maka, kita dengan kebebasan dan kemerdekaan tanpa penjajahan siapapun harus bisa mempertahankan itu.
Selain itu, film yang kental dengan sosok Yi Sun Shin ini seolah memberikan pesan bahwa untuk menjadi pemimpin kita enggak bisa tinggal kongkon wae, harus memberikan teladan, mencontohkan, dan pada akhirnya orang-orang akan “follow our example, not our advice”
Aku sendiri sangat merekomendasikan Film The Admiral : Roaring Currents ini, karena bisa memupuk jiwa kepahlawanan dalam diri kita, dan juga menjadikan kita lebih menghargai masa kini. Gimana teman-teman, sudah pengen nonton belum?
Baguskah ceritanya mbak? Sempat mau nonton tapi ragu, biasanya berisi perang dan konspirasi kalau film genre gini..
ReplyDelete